Perjuanganku Mendapatkan Anak (4)
Jamu
2 April 2009,
diantar seorang teman yang sama-sama punya pengalaman susah hamil,
saya berangkat ke daerah Cempaka Putih, tepatnya di Pasar Gembrong.
Teman saya ini, panggil saja Teteh, sebelum hamil anak pertama, dia
kosong selama 3.5 tahun. Katanya sih dia tidak ada masalah dengan
rahimnya, hanya terlalu sibuk saja, sehingga kecapekan dan susah
hamil.
Mungkin karena
merasa senasib, Teteh ini sangat berempati kepada saya, setiap saya
curhat, bete karena datang bulan lagi atau karena sikap orang-orang
yang selalu mengungkit tentang kenapa saya gak hamil-hamil; Teteh
selalu bilang,”Teteh tau gimana rasanya, gak usah dipikirkan, gak
penting…heheh…!”.
Di Cempaka Putih
saya dipertemukan dengan sang penjual jamu yang ramah dan sangat
keibuan juga masih cantik dan segar, sebut saja “ibu”, beliau
meracik jamu sendiri dan menjualnya di pasar tersebut,semuanya alami,
karena saya lihat sendiri bahan-bahannya. Ibu ini dulunya apoteker,
jamu yang diraciknya tidak hanya jamu kesuburan, tapi juga berbagai
macam jamu untuk sakit lainnya, seperti jamu untuk batuk, asam urat,
maag, dan lain sebagainya.
Menurut cerita si
Teteh, udah ada beberapa teman yang dianter ke ibu, dan berhasil
hamil. Tapi mungkin tidak sama untuk masing-masing orang, tergantung
cocok/tidaknya. Ada yang baru minum 1 paket saja, udah berhasil
hamil, ada yang sampai 7 bulan minum belum hamil juga. Untuk kasusnya
Teteh, dia mengkonsumsi jamu tersebut selama 3 bulan, dan akhirnya
bisa hamil.
Jamu kesuburan yang
saya beli pada saat itu terdiri dari 2 paket(masing-masing isinya 10
bungkus), yaitu untuk suami dan istri. Pada saat mengkonsumsi jamu
tersebut ada pantangan makanan yang harus dihindari; misalnya untuk
istri tidak boleh makan daging kambing, durian,
makanan yang pedas,
nanas, kopi,dll. Sedangkan untuk suami dilarang minum minuman bersoda
atau softdrink, dan air es.
Saya coba minum jamu
ini selama +/- 3 siklus haid, dan tidak berhasil hamil. Mungkin efek
jamu ini memang membuat subur, tapi tidak membuat endometriosisnya
mengecil.
Untuk sperma suami
juga, jamu ini bagus, karena bisa meningkatkan kualitas dan
kuantitasnya, ini terbukti pada saat kami melakukan tes Kibrik dan
Isojima untuk terapi imunologi, hasilnya lebih baik daripada sebelum
minum jamu.
Setelah 3 bulan
ikhtiar ini tidak mendatangkan hasil, akhirnya kami berhenti minum
jamu. Saya berpikir mungkin masalahnya memang endometriosis saya.
Saat itu, kami mulai menabung untuk biaya operasi, mungkin takdir
saya memang harus operasi, dan mungkin memang cuma itu jalannya untuk
bisa menjemput si kecil. Hiks…
Bekam
26 Juni 2009, atas
saran seorang kenalan yang sama-sama senasib susah hamil karena
masalah antibodi tinggi, saya mulai berbekam, di sebuah klinik
pengobatan alternatif yang Islami di daerah Pasar Minggu. Katanya
bekam dan minum herbal yang dijual di sana bisa menyeimbangkan
antibodi juga bisa mengobati kista, kanker, miom, dan sejenisnya. Ya
kenapa tidak, saya coba saja. Dua kali siklus haid saya berbekam,
rasanya tidak ada perubahan, saya masih kesakitan ketika haid, dan
belum bisa hamil juga. Hiks…
Saya benar-benar
berhenti dan pasrah mungkin sekitar 1 bulanan, sampai akhirnya saya
mencoba lagi untuk berikhtiar dengan minum spirulina dan gamat.
Yoga
Sebenarnya saya
sudah beryoga dari awal tahun 2008, waktu itu tujuannya memang untuk
ikhtiar hamil, karena katanya yoga bisa membuat kita menjadi rileks.
Maret 2008, saya
masuk keanggotaan sebuah fitness centre di dekat rumah,setiap hari
saya datang untuk fitnes, dan setiap sabtu ikut kelas yoga.
Baru 2 bulan ikut
fitnes, saya sudah bosan, mungkin karena gak kunjung hamil
juga(beginilah kalo salah niat…hehe…). Tapi terlanjur suka sama
yoga, saya teruskan beryoga di rumah.
Sekarang niatnya
bukan untuk hamil lagi, tapi karena memang suka saja, karena setelah
beryoga, badan menjadi lebih segar, jarang pegal-pegal lagi, bahkan
pernah suatu saat saya pilek berat, iseng-iseng buka buku yoga yang
saya beli, di sana ada tips yoga untuk pilek.
Saya coba, dan
voila…pileknya berangsur membaik dan besoknya udah sembuh total.
Dari situ saya makin senang yoga, dan sampai sekarang masih rutin
beryoga; tapi sekarang yoga-nya adalah yoga khusus untuk kehamilan,
hehe…
Duo Spirulina &
Gamat Jelly
Di tengah-tengah
kepasrahan, saya iseng browsing dengan keyword
“endometriosis+berhasil hamil”, paman google menampilkan sejumlah
pilihan, dan waktu itu pointer saya mengarah ke forum diskusi
weddingku.com yang beberapa diantaranya ada yang berhasil hamil
setelah mengkonsumsi suplemen makanan berupa spirulina dan jeli
gamat. Yang paling menarik perhatian saya adalah pengalaman seseorang
yang memiliki kista endometriosis sebesar 4,5 cm, dia keukeuh tidak
mau operasi juga seperti saya, dan akhirnya selama 6 bulan
mengkonsumsi gamat, dia berhasil hamil setelah kistanya mengecil
menjadi 2.5 cm. Di kemudian hari saya mengenalnya sebagai Hanny
Mantovany(Han, thx4 everything, support dan doanya!).
Tanggal 14 Agustus
2009, hari pertama saya mengkonsumsi spirulina dan jeli gamat. 1
bulan mengkonsumsi duo suplemen ini saya masih haid juga, namun
dengan penderitaan yang jauh lebih ringan dari bulan-bulan
sebelumnya.
Jika sebelumnya
kalau pada saat haid, saya serasa membawa pisau yang menancap di
perut, tapi haid bulan itu sakitnya ibarat tertusuk jarum.
Karena efek baik
yang saya dapatkan itu, maka saya teruskan untuk mengkonsumsi
spirulina dan gamat, sampai akhirnya si kecil pun datang, dan saya
berhenti mengkonsumsinya, selain karena saran dari Hanny (berdasarkan
pengalamannya dia), kebetulan stoknya juga udah abis, passs
banget…subhanalloh, semua sudah ada Yang Mengaturnya.
.......................(bersambung)
.......................(bersambung)
Labels:
kisah kisah
Tidak ada komentar: