Mobile Legends

[mobile%20legends][bsummary]

Clash Of Clans

[coc][grids]

Kisah dan Inspirasi

[kisah kisah][bleft]

Seven Knights

[sevenknights][grids]

Apa persiapan kita?


Bismillaahirrohmaanirrohiim
Satu hal yang patut untuk kita renungi adalah,
apa persiapan kita untuk menghadapi Hari Akhirat?
Apakah kita telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melakukan berbagai amal yang dapat menyelamatkan kita dari
huru-hara dan kedahsyatannya serta bencana demi bencana
yang datang silih berganti?
Pernahkah kita menghitung diri atas apa yang telah kita
ucapkan dan kita perbuat?
Mari segera kita jawab sebelum datang waktunya bagi kita
untuk mengucapkan, yang artinya:
“…..Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat
amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.”
Kemudian kita dapati jawaban, “Sekali-kali tidak.
Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan
di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka
dibangkitan.” (QS: Al Mu’minuun: 99-100)
Sungguh para pendahulu Umat Islam adalah orang-orang yang
paling banyak melakukan ibadah, ketaatan dan amal shalih.
Namun ternyata mereka tidak begitu saja mengandalkan amal
perbuatan mereka, bahkan mereka senan-tiasa merasa
khawatir kalau-kalau apa yang mereka lakukan itu masih
belum diterima oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala, sehingga
terus merasa kurang dalam beramal dan tak henti-hentinya
memohon ampunan kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Coba kita perhatikan bagaimana Rasululloh Shallallaahu alaihi
wa Salam melakukan shalat hingga kedua kaki beliau bengkak,
kemudian dalam sehari beliau beristighfar mohon ampunan
kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala lebih dari seratus kali.
Apakah beliau pernah bermaksiat kepada Alloh Subhanahu
wa Ta’ala sehingga harus mohon ampun sehari lebih dari seratus kali?
Demi Alloh Subhanahu wa Ta’ala beliau adalah manusia yang
paling taat. Itu semua beliau lakukan tak lain karena muhasa-
bah yang tiada henti, muraqabah dan sikap tawadlu’ yang
sempurna kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, sehingga
beliau terus bertaubat dan beristighfar kepada-Nya.
Beliau tidak semata-mata mengandalkan kedudukannya yang
mulia dan tinggi sebagai nabi, bahkan beliau sendiri
menyatakan, yang artinya:
”Seseorang masuk Surga bukan semata-mata karena
amalnya.” Para shahabat bertanya,
”Tidak pula engkau wahai Rasululloh?
Beliau menjawab, ”Tidak juga aku, kecuali jika Alloh
mencurahkan kepadaku rahmat dan keutamaan-Nya.”
Jika seorang penghulu Nabi saja keadaannya seperti itu, maka
bagaimana lagi dengan kita?
Bagaimana mungkin kita merasa bangga dengan amal kita,
bahkan kita sering banyak bergurau, bermain-main, padahal
kita tidak tahu ke mana tempat kembali kita kelak di akhirat?
Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya:
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari
Kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikit
pun.
Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai
Pembuat perhitungan.” (QS: Al Anbiyaa’: 47)
Dalam ayat lain Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
yang artinya:
“Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan
dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah
dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu
ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu
terhadap diri (siksa)-Nya.
Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.”
(QS: Ali ‘Imran: 30)
Alloh Subhanahu wa Ta’ala akan memutuskan perkara-
perkara di antara hamba-hamba-Nya, menghitung
keseluruhan amal mereka tak satu pun yang ketinggalan dan
Dia tidak akan menzhalimi hamba-Nya.
Bahkan Dia memaafkan, mengampuni dan menyayangi, namun
Dia juga menyiksa siapa saja yang dikehendaki dengan
kebijaksanaan dan keadilan-Nya.
(Sumber Rujukan: Al Qur’an dan Berbagai Sumber)
Semoga bermanfaat dan menjadi Renungan buat kita
agar menambah keimaman & ketaqwaan kita kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'aala.
Salam Ukhuwwah Islamiah

Tidak ada komentar:

Motor

[motor][twocolumns]