Mobile Legends

[mobile%20legends][bsummary]

Clash Of Clans

[coc][grids]

Kisah dan Inspirasi

[kisah kisah][bleft]

Seven Knights

[sevenknights][grids]

me and my story - Setiap Awal Pasti Ada Akhir





Debu bercampur asap knalpot kendaraan beraroma panas rasanya sangat merajalela siang ini, padahal beberapa jam sebelumnya, tepatnya tadi pagi, hujan membasahi daerah ini, bahkan jika hujan itu terus berlanjut sampai saat ini, mungkin jalan ini akan berubah menjadi kolam renang gratis untuk anak anak kecil yang saat ini hanya duduk malas malasan di bawah pohon cemara, sambil menatap langit, berharap Tuhan membuat awan kembali menangis.

Daerah ini, sebuah persimpangan, lebih tepatnya bundaran kecil, dimana ditengah bundaran tersebut, dibangun sebuah taman, yang ditanami pohon cemara dan beberapa tanaman hias lain, dan dibawah pohon cemara itulah tadi beberapa orang anak duduk malas malasan.

Sementara di dekat lampu merah, di persimpangan menuju jalan utama kota, terlihat 2 bocah sibuk menawarkan koran kepada pengendara yang sedang terjebak lampu merah disana, terlihat juga beberapa pengamen, pedagang asongan, dan spiderman ( yg terakhir abaikan saja emoticon-Big Grin )

Tak lama, lampu hijau tanda kendaraan boleh berjalan kembali menyala, dan para pencari nafkah di persimpangan tersebut kembali ke tempat istirahat mereka masing masing, menunggu lampu merah kembali memberikan harapan kepada mereka untuk memperoleh rezeki.

Begitu juga dengan 2 bocah penjual koran tadi, sebelum lampu hijau menyala, mereka berlari menuju taman ditengah bundaran tadi, lalu menaruh dagangan mereka dibangku taman tersebut, kemudian keduanya duduk bawah pohon cemara, bersama beberapa anak yang dari tadi memang sudah ada disana, masih menunggu awan menangis.

Ohya, kenapa dari tadi gua terlihat fokus dengan 2 bocah penjual koran itu ?
Karena, mereka adalah gua dan Adi, yang di opening thread dah gua sebutkan bahwa dia adik gua satu satunya.
Ya, itulah kami berdua, saat itu usiaku baru memasuki 11 tahun, sementara Adi saat itu berusia 8 tahun, dan disanalah kami, disebuah bundaran, disebuah kota, kota J, kota yang terkenal sebagai kota metropolitan, tentunya bagi kalangan menengah keatas, bukan untuk kami.

Jika ada yang bertanya tanya, kenapa masa kecil gua seindah itu ?
Ini adalah penjelasannya;
Beberapa tahun sebelumnya, keluarga gua adalah keluarga yang cukup berada, untuk ukuran kota J, Bapak bekerja sebagai seorang supir disebuah perusahaan ekspor impor milik seorang pejabat ternama di kota ini, sementara Ibu gua adalah seorang ibu rumah tangga biasa, keadaan itu berlanjut sampai ketika Ibu mengandung Adi, tepatnya sampai saat Ibu melahirkan Adi.
Berbeda dengan gua, proses kelahiran Adi sangatlah sulit, karena ternyata Adi tak sendirian didalam rahim Ibu, melainkan ditemani oleh saudara kembarnya yang berjenis kelamin perempuan, namun beberapa hari setelah kelahirannya, adik perempuan gua ini harus kembali ke sang pencipta, menyusul Ibu yang sudah duluan berpulang karena pendarahan hebat yang dialaminya saat proses kelahiran Adi dan kembarannya, Ida.

Ujian Tuhan tak berhenti, Bapak, yang saat kelahiran Adi dan Ida, sedang berada di kota L, diseberan kota J, karena beberapa hari sebelumnya Bapak ditugaskan untuk menjemput barang yang akan di ekspor.
Entah karena terburu buru saat mendengar tentang kondisi Ibu dari tentangga kami yang menemani Ibu di RS, atau terlalu sedih saat tau istri tercintanya sudah mendahuluinya, Bapak kehilangan kendali, dan menabrak pembatas jalan, lalu kendaraanya terbalik, menyebabkan Bapak luka parah dan berakibat kaki Bapak harus diamputasi.

Biaya operasi, dan biaya administrasi rumah sakit Bapak memang ditanggung oleh perusahaan, tapi karena kondisinya, Bapak akhirnya dipensiunkan lebih awal, sementara uang yang diberikan perusahaan Bapak sebagai gaji dan pesangon, habis untuk mengurusi biaya saat Ibu di RS, biaya pemakaman Ibu, serta beberapa keperluan Adi.

Gua saat itu berusia 3 tahun, ga ngerti apa apa, ga ngerti kenapa selama 7 hari 7 malam rumah gua selalu rame dengan orang orang yang membaca ayat ayat suci, ga ngerti kenapa ketika bapak diantar oleh teman teman kantornya, bapak hanya punya satu kaki.
Gua ga ngerti, gua ga tau, dan sama sekali gua ga paham apa yang terjadi.

Sampai saat gua berusia 7 tahun, saat bapak menceritakan semuanya, gua baru ngerti, kenapa Ibu tak pernah ada dirumah, tak pernah menemani gua tidur lagi, ga pernah bikinin gua sarapan bubur lagi seperti dulu, ga pernah membelai kepala gua saat gua nangis, ga pernah nagajarin gua jalan lagi, gua baru sadar, Ibu dah ga ada didekat gua lagi, tapi setiap malam dalam tidur gua, gua ngerasa Ibu ada didekat gua dan Adi, pelukannya dan belaian kasihnya begitu terasa hangat.

Itulah, alasan kenapa gua sama Adi sekarang ada di bundaran jalan ini, menjual koran yang diberikan oleh seorang loper koran, tetangga kami yang berbaik hati membagi rezekinya kepada kami, sementara Bapak tidak mampu berbuat banyak, sejak berhenti dari pekerjaannya, sejak barang barang dirumah, bahkan rumah lama kami dijual untuk menutupi biaya hidup, Bapak kerja serabutan, mulai jadi tukang semir sepatu, sampai jadi tukang cuci.

Gua ga pernah menyesal atau kecewa dengan keadaan keluarga gua, karena tiap malam, saat kami bertiga berkumpul kembali disebuah kamar di sebuah rumah kontrakan yang tak layak disebut rumah, Bapak selalu memberikan nasehat, tuntunan hidup dan semangat yang membuat gua dan Adi jadi anak anak yang terbiasa hidup keras, sama dengan anak anak lain yang senasib dengan kami di kota J ini.

Skip hingga beberapa tahun setelahnya,
Meskipun gua dan Adi harus membantu Bapak mencari nafkah, Alhamdulillah gua dan Adi masih bisa bersekolah, sampai akhirnya gua berhasil masuk ke sebuah sekolah menengah atas, sementara Adi saat itu masuk ke SMP,
Selain dari hasil tabungan gua dan Adi sendiri, serta tabungan Bapak yang tak seberapa, untuk masalah pendidikan, gua ma Adi terbantu oleh program beasiswa, yang tentunya didapat karena kami berdua cukup berprestasi di sekolah kami.

Sejak gua masuk SMA dan Adi masuk SMP, kami masih berjualan koran di bundaran tadi, tapi gua juga sesekali kerja sebagai kuli bangunan di hari hari libur sekolah, Adi beberapa kali memaksa untuk ikut, tapi Bapak dan gua ga kasih ijin, karena gua ga mau Adi seperti kakaknya,
Ya, cukup gua. cukup gua yang ngerasain penderitaan ini, gua ga mau Adik gua, yang sejak lahir menderita makin menderita.

Kehidupan kami terus berjalan, dan kisah ini,
Kisah ini baru saja dimulai,

=======================================================================
Bagian dari Part-Part

1.Setiap Awal Pasti Ada Akhir 
2.Kisah Kasih Disekolah
3.Kisah Kasih Disekolah bag-2
4.Pindah
5.Cinta Monyet
6.Antara Orang Tua, Cinta,dan Sahabat


Tidak ada komentar:

Motor

[motor][twocolumns]